Harga minyak dunia melonjak empat persen pada hari ini, dipicu berita
penurunan dalam produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS). Gene
McGillian dari Tradition Energy menilai pasar melihat kondisi ini
sebagai tanda pengetatan pasokan.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, melonjak USD 1,55 (3,8 persen) menjadi berakhir di USD 42,63 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan Eropa, maju USD 1,77 (4,0 persen) menjadi menetap di USD 45,80 per barel.
"Pasar tampaknya menjadi melihat ke depan, dengan pandangan penurunan tingkat produksi AS dan gagasan bahwa kita akan terus melihat peningkatan permintaan global," katanya seperti dilansir Antara, Kamis (21/4).
Sebelumnya, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), produksi minyak AS turun minggu lalu karena harga yang melemah dan meluapnya persediaan sehingga memukul para produsen dalam negeri.
Produksi minyak mentah AS turun 24.000 barel dalam pekan yang berakhir 15 April menjadi 8,95 juta barel per hari. Ini adalah minggu kedua berturut-turut di bawah ambang sembilan juta barel hari dan lebih dari 600.000 barel di bawah puncak produksi pada pertengahan 2015.
Data itu datang beberapa hari setelah pertemuan tentang kelebihan pasokan di pasar antara produsen OPEC dan non-OPEC, termasuk Rusia gagal menghasilkan kesepakatan mengenai pembatasan produksi.
Data menunjukkan bahwa sekalipun produsen lain tidak bereaksi terhadap kejatuhan dalam harga minyak mentah, pengebor dengan sendirinya mengurangi produksi.
EIA memperkirakan produksi AS akan terus turun dengan rata-rata 8,6 juta barel per hari tahun ini, turun 800.000 barel dari tahun lalu, dan 8 juta barel per hari pada 2017.
Harga minyak sebelumnya telah jatuh setelah pekerja industri minyak di Kuwait melakukan pemogokan yang dimulai pada Minggu dan telah memangkas produksi minyak mentah dan gas alam sebanyak lebih dari setengahnya. Produksi sebelum pemogokan diperkirakan kembali dalam tiga hari.
"Pemogokan telah menempatkan pasar global ke dalam keseimbangan selama hampir seminggu," kata Tim Evans dari Citi Futures.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, melonjak USD 1,55 (3,8 persen) menjadi berakhir di USD 42,63 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan Eropa, maju USD 1,77 (4,0 persen) menjadi menetap di USD 45,80 per barel.
"Pasar tampaknya menjadi melihat ke depan, dengan pandangan penurunan tingkat produksi AS dan gagasan bahwa kita akan terus melihat peningkatan permintaan global," katanya seperti dilansir Antara, Kamis (21/4).
Sebelumnya, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), produksi minyak AS turun minggu lalu karena harga yang melemah dan meluapnya persediaan sehingga memukul para produsen dalam negeri.
Produksi minyak mentah AS turun 24.000 barel dalam pekan yang berakhir 15 April menjadi 8,95 juta barel per hari. Ini adalah minggu kedua berturut-turut di bawah ambang sembilan juta barel hari dan lebih dari 600.000 barel di bawah puncak produksi pada pertengahan 2015.
Data itu datang beberapa hari setelah pertemuan tentang kelebihan pasokan di pasar antara produsen OPEC dan non-OPEC, termasuk Rusia gagal menghasilkan kesepakatan mengenai pembatasan produksi.
Data menunjukkan bahwa sekalipun produsen lain tidak bereaksi terhadap kejatuhan dalam harga minyak mentah, pengebor dengan sendirinya mengurangi produksi.
EIA memperkirakan produksi AS akan terus turun dengan rata-rata 8,6 juta barel per hari tahun ini, turun 800.000 barel dari tahun lalu, dan 8 juta barel per hari pada 2017.
Harga minyak sebelumnya telah jatuh setelah pekerja industri minyak di Kuwait melakukan pemogokan yang dimulai pada Minggu dan telah memangkas produksi minyak mentah dan gas alam sebanyak lebih dari setengahnya. Produksi sebelum pemogokan diperkirakan kembali dalam tiga hari.
"Pemogokan telah menempatkan pasar global ke dalam keseimbangan selama hampir seminggu," kata Tim Evans dari Citi Futures.